Mereka Tidak Seperti Apa Yang Kita Lihat

June 02, 2016

Sebelum kalian membaca tulisan ini gw sarankan kalian menyediakan tissu dan air mineral. Tissu harus bermerk Indomaret, dan air mineralnya harus yang bermerk Aqua.

Tadi siang tepatnya jam 12an gw pergi ke toko yang menjual berbagai macam cemilan2 dengan harga murah untuk membeli beberapa makanan. Dari kejauhan sebelum sampai ketempat yang gw tuju gw melihat seorang pengemis dengan perawakan bungkuk, kurus, tua, dan berjalan sangat lambat mau masuk ke toko yang sama. Setelah gw hampir sampai, gw dan si bapak tersebut masuk ketoko secara bersamaan.

Dan setelah gw sampai, gw memilih cemilan yang akan gw beli sembari melihat si bapak yang lusu itu. Ternyata si bapak tersebut tidak langsung masuk ke toko, dia berhenti sejenak di depan toko dengan tubuhnya yang sudah gemeteran sembari memegang cup yang mungkin biasa di gunakannya untuk meminta-minta. Gw gak tahu apakah dia sedang dalam keadaan sakit, atau dia memang sudah bener2 lapar. Gw masih memilih cemilan2 yang akan gw beli. Jujur gw sebenarnya sedikit gak fokus untuk memilih cemilan karena si bapak itu selalu melihat ke arah gw.

Gw berpikir kalau dia bakal meminta sedikit recehan kepada gw dan kepada pengunjung toko itu. Setelah lewat beberapa menit dia berdiri di depan toko, dia mulai berbicara menggunakan bahasa tubuhnya yang menurut gw sudah sangat2 lemah.

Dia mengarahkan tangan nya ke arah gw yang dimana di tangannya itu ada cup kecil.

Gw di dalam hati berbicara, 'oke, dia mau meminta sedikit uang kepada gw.'
Dengan cepet gw melambaikan tangan gw kearah si bapak itu menandakan kalo gw gak bakalan mau memberi dia uang.

Dan untuk kali keduanya dia mengarahkan tangannya ke arah gw... (dan gw masih berpikir kalo dia mau meminta sedikit uang kepada gw).

Tetep, gw melambaikan tangan gw ke arah si bapak itu dengan artian kalo gw gak bakal ngasih duit ke dia.

Kali ketika si bapak mengarahkan tangannya ke arah gw dan kebetulan si pemilik toko keluar untuk melayani pembeli, si pemilik toko langsung berbicara kepada si bapak itu dengan nada penolakan yang dia ucapkan.

'Maaf pak...' kata si pemilik toko sambil melambaikan tangannya.

Lalu si bapak langsung berbicara,

'Mau beli minum...' kata si bapak dengan nada pelan dan gemeteran sambil mengarahkan uang seribu logam kearah si pemilik toko.

Dan sontak si pemilik toko berbicara, 'Mau minuman apa?' kata si pemilik toko.

Si bapak menunjuk minuman yang akan di belinya dan berkata, 'Yang itu...' dia menunjuk minuman yang harganya seribu dan memberikan uang logam seribu yang ada di tangannya kepada si pemilik toko.

Si pemilik toko mengambil dan memberi minuman yang ditunjuk oleh si bapak itu san berkata, 'Udah, uangnya di bawa saja...' katanya.

Dan si bapak pun pergi meninggalkan toko itu sambil membawa minuman yang dia beli tadi...

Nanti gw akan sambung lagi ceritanya, soalnya kalo di tulis semua di satu artikel akan panjang banget...

You Might Also Like

5 comments

  1. Ceritanya belum kelar ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya belum, takutnya kepanjangan. Nanti diposting juga kok sambungannya

      Delete
  2. cerita bersambung kayak sinetron di tipi aja

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaa, namanya jugak kepanjangan a
      baca sambungannya lagi dong a wkwkwk

      Delete