Harga minyak mentah naik di perdagangan Asia karena pasar bereaksi terhadap impor minyak mentah Tiongkok yang kuat bulan lalu meskipun adanya kenyataan tak terduga bahwa menteri minyak Arab Saudi, Ali al-Naimi, mundur dari jabatannya.

Di New York Mercantile Exchange, minyak mentah light, sweet untuk pengiriman Juni diperdagangkan pada $ 45,49 per barel, naik 1,9% atau $ 0,82 pada sesi elektronik Globex. Brent untuk kontrak bulan Juli di bursa ICE Futures London naik $ 0,61 atau 1,3% ke $ 45,96 per barel.

Impor minyak mentah Tiongkok naik 7,6% pada tahun bulan lalu, menandai ketiga bulan berturut bahwa impor minyak mentah melampaui 30 juta ton. Setiap hari, Tiongkok mengirimkan sebanyak 7,9 juta barel per hari pada bulan April.

Dalam empat bulan pertama tahun ini, Tiongkok mengimpor 123,67 juta ton minyak mentah, setara dengan kenaikan 12% pada tahun.

Namun, kenaikan tajam harga minyak masih agak mengejutkan beberapa analis yang memperkirakan harga akan terpukul setelah Arab Saudi tiba-tiba mengganti Naimi, salah satu tokoh yang paling dihormati dalam industri minyak selama beberapa dekade, dengan Khalid al-Falih, ketua perusahaan minyak milik negara Saudi Aramco. (source: financeroll.co.id)

Crude oil prices rose in Asian trade as the market reacted to China's imports of crude oil were strong last month despite the unexpected fact that the Saudi Arabian oil minister, Ali al-Naimi, resign from office.

On the New York Mercantile Exchange, crude oil, light, sweet crude for June delivery traded at $ 45.49 a barrel, up 1.9% or $ 0.82 in the Globex electronic session. July Brent contract on London's ICE Futures exchange rose $ 0.61 or 1.3% to $ 45.96 per barrel.

China's imports of crude oil rose 7.6% year on year last month, marking the third consecutive month that imports of crude oil exceeded 30 million tons. Every day, the Chinese sent a total of 7.9 million barrels per day in April.

In the first four months of this year, China imported 123.67 million tons of crude oil, equivalent to a 12% increase year on year.

However, the sharp rise in oil prices is still somewhat of a surprise to some analysts who predicted prices will hit after Saudi Arabia suddenly replace Naimi, one of the leaders of the most respected in the oil industry for decades, with Khalid al-Falih, head of the state oil company Saudi Aramco. (source: financeroll.co.id)